TORQUE CONVERTER
1. PRINSIP DASAR.
Torque Converter adalah suatu komponen power train yang bekerjanya secarahidrolis. Fungsi utamanya tidak jauh berbeda dengan main clutch / kopling,
sehingga torque converter sering disebut juga fluid clutch.
Untuk menjelaskan bagaimana suatu torque converter bekerja , dibawah ini
digambarkan suatu contoh kejadian yang sangat erat hubungannya dengan
prinsip kerja torque converter.
Gbr. II-1. Gerakan slang akibat aliran fluida.
Sepotong slang ( pipa karet ) yang diletakkan melengkung diatas lantai
dan salah satu ujungnya dibiarkan bebas sedang ujung yang lainnya
dihubungkan dengan pipa pompa air yang ditanam di dinding.
Apabila ke dalam slang tersebut kita alirkan air atau udara bertekanan, slang
itu sendiri akan berusaha menjadi lurus. Pada bagian yang melengkung, slang
berusaha membelokkan arah aliran air agar mengalir mengikuti lengkungan
slang itu sendiri. Perubahan arah aliran air akan menghasilkan gaya reaksi
pada sisi dalam lengkungan slang, sehingga slang dipaksa lurus.
Untuk mengadakan perubahan arah aliran, kecepatan atau jumlah aliran
diperlukan suatu gaya.
Sebagai contoh, sepotong pipa yang melengkung seperti gambar dibawah.
Apabila aliran oli melalui pipa tersebut, maka kecepatan aliran oli pada bagian
masuk dan keluar menjadi berbeda. Gaya yang bekerja pada oli besarnya
sebanding dengan gaya resultan antara kecepatan masuk dan keluar, dimana
akan menimbulkan gaya reaksi pada dinding pipa, sehingga mengakibatkan
pipa terdorong kearah yang berlawanan arah kanan ( searah dengan gaya
reaksi ).
Besarnya gaya yang bekerja pada oli dan gaya reaksi yang timbul pada
dinding pipa adalah sebanding dengan besarnya aliran oli. Semakin besar
aliran oli, semakin besar gaya reaksi yang dihasilkan.
KONSTRUKSI DAN PRINSIP KERJA.
Torque Converter dipasang antara engine dan transmisi, berfungsi
memindahkan tenaga engine ke transmisi. Dimana tenaga mekanis menjadi
tenaga kinetis ( Oil Flow ), yang selanjutnya output shaft torque converter
digerakkan oleh energi kinetis dari oil flow tersebut.
Torque Converter dapat memindahkan tenaga engine ke transmisi secara
halus, tidak berisik dan tidak ada shock, yaitu dengan menggunakan oli
sebagai media perantara. Sehingga tidak menimbulkan benturan - benturan
yang keras pada roda gigi dan poros transmisi dan apabila unit mendapat
benturan atau beban kejutan pada attachmentnya tidak akan diteruskan keengine. Sebaliknya, vibrasi yang mungkin timbul pada setiap perubahan
torque engine, akan diserap oil flow dalam torque converter.
Ditinjau dari kebutuhan unitnya, torque converter memiliki keunggulan utama
yang tidak diperoleh dari jenis - jenis komponen pemindah tenaga yang lain.
Dimana torque output dapat berubah secara otomatis disesesuaikan dengan
besar kecilnya beban unit, tanpa mengubah putaran dan torque engine.
Pada umumnya torque converter mempunyai tiga bagian utama, yaitu : Pump
( impeller ), Turbin ( Runner ) dan Stator ( Reactor ). Pump dihubungkan
dengan flywheel oleh drive case dan digerakkan langsung oleh
engine,menghasilkan energi kinetis pada oli dalam torque converter. Turbin
dipasang tetap pada out put shaft, dimana sudu turbin menerima energi
kinetis ( oil flow ) dari pump yang kemudian mengubahnya menjadi energi
mekanis. Stator terpasang pada Stator Shaft yang terpasang fix pada case /
housing dari Torq Converter
Jika pump diputar, dan pada sudu - sudunya penuh oli, maka pump
akan menghasilkan oil flow dan masuk ke sudu - sudu turbin, dan turbin akan
ikut berputar. Sisa oil flow yang dari turbin mengalir masuk ke sudu - sudu
stator, selanjutnya mengalir ke arah mana pump berputar. Jika torque
converter kekurangan oli maka turbin tidak dapat berputar dan tenaga engine
tidak dapat dipindahkan ke Transmisi
A. Sifat Torque Converter.
Dapat dikatakan bahwa turbin selalu berputar lebih lambat dari pada
pump (engine), tetapi torque nya lebih besar daripada torque engine. Kecuali
dalam hal - hal tertentu adakalanya turbin berputar lebih cepat dan pump,
misalnya sewaktu unit mengalami over speed ( pada waktu unit jalan turun /
misoperation )
Semakin besar torque ratio, semakin kecil speed rationya, kemudian jika
turbin menjadi berhenti karena beban, torque rationya menjadi maksimum,
pada keadaan demikian torque converter disebut dalam keadaan stall.
Seperti terlihat pada Grafik
Pada putaran engine 2000 Rpm, turbin lebih rendah, selanjutnya akan
semakin lambat apabila torque ( beban ) turbin bertambah. Jika bebanberlebihan ( overload ), turbin akan dipaksa berhenti, sementara engine tetap
berputar.
Sebagai contoh apabila unit sedang mendaki atau mendorong beban yang
berat, dengan sendirinya putaran turbin turun, menghasilkan kecepatan unit
berkurang yang mana sebaliknya menambah gaya dorong unit semakin besar.
Unit - unit yang memakai torque converter, enginenya tidak akan stall
walaupun unit mendapat beban berlenihan, tetapi torque converternya yang
mengalami stall. Bila keadaan ini dibiarkan terlalu lama, oli torque converter
akan menjadi sangat panas ( overheat ). Dalam hal ini tenaga mekanis engine
diubah menjadi energi panas.
Tenaga engine yang diserap oleh pump ( Impeller ), tidak seluruhnya daopat
dipindahkan ke out put shaft torque converter, karena sebagaian akan
berubah menjadi energi panas yang mengakibatkan temperatur olinya panas,
sehingga perlu dipasang oli cooler pada sirkulasi olinya. semakin rendah putaran turbin
semakin besar tenaga engine yang berubah menjadi panas dan tenaga yang
dipindahkan ke transmisi semakin berkurang.
Berbeda dengen fluid coupling, pada fluid coupling pump dan turbin speed
akan naik atau turun pada kecepatan yang sama ( speed ratio konstan ).
Sebagai contoh seperti tabel dibawah, diasumsikan torque pump 100 Kg.m
pada saat putarannya 1000 Rpm.
Pada umumnya torque converter terdiri atas tiga komponen utama yaitu :
1. Pump ( Impeller ).
2. Turbin ( Runner ).
3. Stator ( Reactor ).
Pump dan turbin suatu torque cinverter mempunyai banyak sudu, masing -
masing sudu pump atau turbin dibuat simetris dan dapat dianggap
merupakan suatu pipa yang dilengkungkan dan dari dalamnya dialirkan oli
yang bertekanan.
1. Pump ( Impeller ).
Pump ini dipasang / dihubungkan dengan flywheel oleh drive case dan
digerakkan langsung oleh engine. Jadi begitu engine berputar, maka pump
pun akan ikut berputar, sehingga oli yang ada didalam- nya akan terlempar
karena gaya centrifugal dari bentuk sudu pump itu sendiri.
Apa yang menimbulkan perubahan kecepatan aliran oli di dalam sudu
pump adalah gaya yang bekerja pada oli dalam sudu. Torque engine yang ada
dalam impeller mengahsilkan gaya sentrifugal pada olii sehingga oli mengalir sepanjang sudu - sudu pump dan ini disebut “ absorption torque of pump “ (
besarnya torque engine yang diserap oleh pump untuk memberikan gaya pada
aliran oli melalui sudu - sudunya ).
Selanjutnya, jika pump berputar lebih cepat, secara serempak menghasilkan
aliran oli yang lebih besar, sehingga absorption torque of pump bertambah
cepat.
Engine harus dijalankan pada putaran tertentu, sehingga besarnya absorption
torque of pump seimbang dengan engine. Yakni pada putaran dimana kurva
absorption torque of pump dan kurva engine torque berpotongan. jika kecepatan engine diturunkan dengan mengurangi
throttle, engine akan bekerja pada torque yang rendah ( dilukiskan dengan
garis putus - putus ) sehingga mengurangi gaya dorog ( tractive force ) unit.
Torque engine yang diserap oleh pump, berarti juga daya ( horse power )
engine yang diserap oleh pump. Pada grafik dibawah ditunjukkan hubungan
antara horse power engine dengan horse power yang diserap pump. Engine
harus dioperasikan pada kecepatan tertentu sehingga besarnya horse power
yang diserap maksimum.
2. Turbin.
Turbin dipasang apad out put shaft dan berfungsi merubah energi kinetis dari
oli yang sedang diberikan pump, menjadi mekanis pada shaft output
nya.Perubahan arah dan kecepatan aliran oli dalam sudu - sudu turbin meng
hasilkan gaya reaksi sehingga turbin berputar.
Besarnya torque yang dihasilkan pada shaft turbin adalah sebanding dengan
resultan dua besaran yang diperoleh dari hasil perkalian kecepatan keliling
aliran pada bagian inlet dan outlet dengan masing - masing radius pada kedua
ports. Torque turbin juga dipengaruhi dengan jumlah aliran dari fluida.
Kuntruksi turbin seperti gambar dibawah ini.
3. Stator.
Stator dipasanga pada shaft yang tetap pada housing yang berfungsi
mengarahkan oil flow dari sudu - sudu turbin untuk masuk kembali ke sudu -
sudu pump sesuai dengan arah putaran pump, sehingga oil flow yang masih
mempunyai tenaga kinetis akan membantu mendorong dan memperingan
kerja pump dan selanjutnya akan memperbesar tenaga kinetis dari outlet
pump berikutnya
Jika turbin berputar cepat hingga speed rationya mendekati satu, maka arah (
sudut aliran) oli akan berubah, sehingga oli yang keluar dari turbin akan
memukul punggung sudu - sudu stator. Keadaan yang demikian menga
kibatkan aliran oli menjadi tidak beraturan dan efisiensi torque converter akan
menurun.
Menjual berbagai macam jenis Chemical untuk cooling tower chiller Boiler evapko STP wwtp dll untuk info lebih lanjut tentang produk ini bisa menghubungi saya di email tommy.transcal@gmail.com terima kasih
ReplyDelete