Aliran Coolant dalam Sistim Pendingin Cairan
Gambar 49 telah
diberi nomer 1 sampai 8 untuk menunjukkan aliran cairan melalui sistim
pendingin cairan, Kita akan mengikuti aliran melalui masing-masing komponen.
1.
Cairan dingin dari bagian bawah
radiator ditarik melalui bottom radiator
hose menuju water pump.
2.
Water pump menarik cairan dingin dari
bagian bawah radiator dan mendorongnya menuju water jacket pada cylinder
block.
3.
Cairan bersirkulasi
mengelilingi silinder dalam cylinder block
dan menyerep panas.
4.
Cairan bersirkulasi
mengelilingi area ruang pembakaran pada cylinder
head dan menyerap panas.
5.
Thermostat mengontrol aliran cairan tergantung pada
temperatur mesin.
6.
Ketika mesin keadaan dingin, Thermostat tetap menutup dan cairan disirkulasikan
kembali ke cylinder block melalui by-pass hose.
7.
Ketika mesin mencapai
temperatur operasi normal, Thermostat membuka dan aliran cairan panas melalui radiator tops hose menuju radiator.
8.
Aliran udara melalui radiator
mendinginkan cairan ketika udara mengalir dari atas ke bagian bawah radiator.
Temperatur, Tekanan dan Titik didih
Dalam sistim pendingin cairan , efisiensi pemindahan panas dari cylinder block dan cylinder head menuju coolant
tergantung dari pebedaan temperatur antara coolant
dan part logam pada mesin. Jika terdapat perbedaan besar, sebagai contoh ketika
mesin keadaan dingin , panas dari mesin akan mudah sekali berpindah menuju ke coolant. Jika terdapat perbedaan kecil,
sebagai contoh mesin dalam keadaan panas , panas dari mesin tidak akan
berpindah secara mudah ke coolant.
Panas yang cukup banyak dibangkitkan di dalam ruang pembakaran dan
harus dibuang untuk menghentikan part logam yang bergerak dari berkembangnya
mesin dan membesarnya ukuran. Akan tetapi , mesin jga perlu dijaga pada
temperatur tinggi untuk menjaga pengoperasian mesin secara efisien . Pada sisi
lain panas harus dibuang tetapi pada mesin yang lain harus dijaga pada
temperatur pengoperasian tinggi.
Air digunakan sebagai basis untuk coolant dan ketika mencapai 1000C (2120F) air
mulai mendidih dan berubah dari cairan menjadi gas. Kondisi ini harus dihindari
tetapi temperatur yang kita perlukan untuk mengoperasikan mesin pada terlalu
mendekati titik didih air. Solusinya
adalah memberi tekanan pada air dalam sistim pendingin sehingga tidak akan
mendidih sampai mencapai temperatur yang lebih tinggi dari 1000C
(2120F).
Metode sederhana untuk memberi tekanan air adalah menggunakan radiator cap dengan sebuah spring loaded valve. Ketika air memanas
, air mengembang dan jika pengembangan ini berisi tekanan akan diciptakan, Radiator cap dengan spring loaded valve akan berisi pengembangan dan menyebabkan
kenaikan tekanan sampai tekanannya dapat mengatasi spring loaded valve.
Gambar 50 menunjukkan dua diagram, satu dengan titik didih air yang
terjadi pada 1000C dalam sistim pendingin yang membuka ke atmosfer
udara dan satu dengan titik didih air yang terjadi pada 1150C dalam
sistim pendingin yang mempunyai tekanan 100 kPa (10PSI ). Metode ini memudahkan mesin untuk running
pada temperatur pengoperasian tinggi tanpa menyebabkan coolant mendidih.
kebanyakan
sistim pendingin cairan diberi tekanan dan jumlah tekanan bervariasi dari
prabrik yang satu ke pabrik yang lainnya.
1
|
Titik didih 1000C
|
3
|
Titik didih 1150C
|
2
|
Tidak ada tekanan pada coolant
|
4
|
Tekanan 70 kPa pada coolant
|
Aliran coolant dalam sistim pendingin berpendingin udara
Gambar 51 telah diberi nomer dari 1 sampai 3 untuk menunjukkan
aliran udara melalui sistim pendingin berpendingin udara , Kita akan mengikuti
aliran melalui masing-masing komponen.
1.
Udara ditarik dari atmosfer dan
dipompakan ke dalam mesin oleh blower fan.
2.
Engine shrouds dan ducts mengarahkan aliran udara menuju cylinder heads dan cylinder
block.
3.
Aliran udara menyerap panas
dari sirip-sirip/sudu pada cylinder head
dan cylinder block.
1
|
Blower
fan
|
3
|
Cooling fins pada silinder
|
2
|
Engine
shrouds
|
No comments:
Post a Comment