Komponen-Komponen Hydraulic
II.1 Tangki Hidrolik
II.1.1 Komponen Oil Tank
Fungsi utama dari hydraulic oil tank adalah untuk menyimpan oli. Akan tetapi oil tank juga mempunyai beberapa fungsi lain. Oil tank harus bisa menyerap panas dan memisahkan udara dari oli.Oil tank harus cukup kuat, punya kapasitas yang cukup dan bisa memisahkan kotoran-kotoran. Hydraulic oil tank biasanya tertutup, tetapi tidak selalu.
Komponen oil tank seperti terlihat pada gambar di
atas:
·
Fill Cap, menjaga kotoran masuk
lewat lubang yang dipakai untuk mengisi dan menambahkan oli ke dalam tangki
serta menjaga/menutup pressurizes tank.
·
Sight glass, digunakan untuk meng-check
level/permukaan dari oli. Level oli seharusnya di-check saat oli masih dalam keadaan dingin. Level oli akan benar
bila permukaanya di tengah-tengah sight
glass.
·
Supply dan Return Lines, Supply lines (hose menuju pompa)
memungkinkan oli mengalir dari tangki ke sistem. Return lines (saluran
kembali) memungkinkan oli mengalir dari sistem ke tangki.
·
Drain, terletak di bagian bawah
tangki. Drain (saluran pembuangan)
digunakan untuk membuang oli lama dari tangki. Saluran drain juga memungkinkan air dan endapan lain dalam oli dibuang.
II.1.2 Jenis Hydraulic Tank
Dua macam hydraulic tank adalah Pressurized dan Vented (Non-Pressurized).
A. Pressurized Tank,
pressurized tank itu tertutup sama sekali. Atmospheric pressure
(tekanan udara luar) tidak akan mempengaruhi pressure yang ada di dalam tangki. Sebagaimana oli mengalir melalui
sebuah system, oli akan menyerap
panas dan mengembang. Oli yang mengembang ini akan menekan udara yang ada di
dalam tangki. Udara yang tertekan ini akan mendorong oli keluar dari tangki dan
menuju ke sistem.
Vaccum relief valve
mempunyai dua fungsi. Mencegah ke-vaccum-an
dan juga untuk membatasi maksimum pressure
di dalam tangki. Vaccum relief valve akan mencegah ke-vaccum-an dengan cara membuka danmembiarkan
uadara masuk ke dalam tangki bilamana tank
pressure drop sampai 3,45 kPa (.5 psi).
Pada saat pressure di dalam tangki mencapai vaccum relief valve pressure setting, maka valve akan membuka dan mengeluarkan udara yang terjebak ke luar
(atmosphere). Vaccum relief valve pressure setting bisa
bervariasi antara 70 kPa (10 psi) sampai 207 kPa (30 psi).
Komponen tangki
yang lain adalah:
·
Filler Screen, mencegah kotoran yang
besar masuk ke tangki pada saat tutup tangki dilepas.
·
Filler Tube, memungkinkan tangki
diisi pada level yang benar tetapi tidak overfilled.
·
Baffles, mencegah return oil mengalir langsung ke bagian tangki outlet, memberikan kesempatan kepada bubble (gelembung-gelembung udara) yang ada di return oil untuk naik ke
atas. Juga mencegah oli ter-aduk yang mana akan membantu menurunkan oli dari
pembentukkan buih.
·
Ecology Drain, digunakan untuk mencegah oli tercecer pada saat membuang
air dan endapan-endapan dari tangki.
·
Return Screen, mencegah partikel yang lebih besar masuk ke tangki,
tetapi tidak bisa menyaring partikel
yang halus.
B. Vented
Tank
Gambar 2.3
menunjukkan Vented tank atau Non-Pressurized tank.
Tangki ini berbeda dengan pressurized
tank, dimana pada vented tank mempunyai breather (lubang pernapasan). Breather
memungkinkan udara keluar masuk dengan bebas. Atmospheric pressure di
atas oli menekan oli keluar dari tangki menuju ke sistem. Breather mempunyai screen
yang mencegah kotoran masuk ke dalam tangki.II.1.4
Fungsi dari Hydraulic Fluid (Oil)
Fluid (Zat cair) adalah Non-Compressible. Oleh sebab itu fluid dapat men-transmit power saat itu juga dalam sebuah sistem hidrolik. Sebagai
contoh, minyak tanah ter-compress
sekitar 1% untuk setiap 2000 psi. Oleh sebab itu minyak tanah dapat
mempertahankan volumenya secara tetap di bawah tekanan tinggi. Minyak tanah
adalah zat cair pokok yang digunakan dalam pengembangan kebanyakan hidrolik oil.
Fungsi utama dari hydraulic fluid (oil) adalah:
·
Transmitting
power · Lubricating
·
Sealing · Cooling
·
Cleaning
II.1.5 Viscosity (Kekentalan)
Viskositas
adalah hambatan terhadap oil untuk
mengalir pada temperature tertentu.
Jika zat cair mengalir dengan mudah, maka berarti mempunyai viscosity yang rendah. Zat cair yang
tidak mudah mengalir, berarti mempunyai viscosity
yang tinggi.
Viskositas zat
cair dipengaruhi oleh temperature.
Bilamana zat cair menjadi lebih panas, maka viskositasnya akan menjadi lebih
rendah. Begitu juga bilamana zat cair-nya menjadi lebih dingin, maka
viskositasnya akan naik.
Contoh yang
sangat mudah adalah minyak sayur dimana viskositas akan berubah bila temperature-nya berubah. Bila minyak
sayur ada dalam kondisi dingin, maka dia akan terasa kental dan lambat untuk
dituangkan. Setelah dipanaskan, maka minyak tersebut akan menjadi lebih encer
dan mudah dengan cepat dituangkan.
II.1.6 Viscosity Index
Viscosity Index (VI) adalah ukuran kekentalan zat cair seiring dengan
berubahnya temperature. Jika zat cair
relative tetap di berbagai temperature,
maka dikatakan zat cair tersebut mempunyai Viskosity Index (VI) yang tinggi. Jika zat cair menjadi lebih kental pada temperature rendah dan sangat encer pada
temperature tinggi, maka zat cair
tersebut mempunyai Viscosity Index yang rendah. Pada kebanyakan hydraulic system, fluida dengan Viscosity Index yang tinggi diperlukan daripada fluida dengan Viscosity Index yang rendah.
II.1.7 Petroleum Oil
Semua petroleum oil akan menjadi lebih encer seiring
dengan kenaikan temperature.
Sebaliknya, jika temperature turun
akan menjadi lebih kental. Jika viskositas terlalu rendah, maka akan ada banyak
kebocoran melalui seal dan lewat
sambungan-sambungan. Jika viskositas terlalu tinggi maka kemungkinan operasinya
menjadi lebih berat sehingga memerlukan extra
power untuk mendorongnya melalui system.
Viskositas dari petroleum oil dinyatakan dengan SAE (Society of Automotive Engineers)
numbers: 5W, 10W, 20W, 30W, 40W, dan lain-lain. Semakin kecil angkanya, dapat
mengalir dengan baik pada temperature rendah. Semakin besar angka-nya, semakin
kental dan diperuntukkan buat temperature
tinggi.
II.1.8 Fluida Tahan Api
Ada tiga macam fluida
tahan api: Water-glycol, water oil emulsion
dan synthetic.
·
Water-glycol fluid, berisi
35% sampai 50% air (water inhibit burning), glycol (synthetic chemical hampir menyerupai antifreeze) dan water thickener. Additive ditambahkan ke dalam fluida untuk memperbaiki lubrikasi dan
untuk mencegah karat, korosi dan berbuih. Water-glycol fluid lebih berat dibanding dengan oil dan bisa menyebabkan pump
cavitation pada kecepatan tinggi. Fluida ini bisa bereaksi dengan metal
tertentu dan seal dan tidak bisa
digunakan/dicampur dengan beberapa tipe cat.
·
Water oil emulsion, paling
mahal dari semua fluida tahan api.
Jumlah yang sama dari air (40%) juga dipakai sebagaimana pada water-glycol untuk
mencegah pembakaran. Water-oil digunakan dalam hidrolik oil system
pada umumnya. Additive bisa
ditambahkan untuk mencegah karat dan buih.
·
Synthetic oil, dibuat dengan proses reaksi kimia dengan komposisi khusus
untuk menghasilkan senyawa yang terencana dan mempunyai sifat-sifat yang bisa
diprediksi. Synthetic oil secara spesifik diramu untuk dipakai
pada temperature tinggi dan juga temperature rendah.
Kondisi-kondisi
tertentu mungkin memerlukan synthetic
fluid tersebut untuk mendapatkan
spesifikasi yang diperlukan. Fire
resistic sinthetic fluid tidak
mudah terbakar dibanding dengan oil
dan lebih cocok digunakan di area dengan pressure
dan temperature tinggi.
Beberapa kali fire resistant fluid bereaksi dengan polyurethane
seal, untuk itu harus menggunakan seal yang khusus.
II.1.9 Oil Life
Hidrolik oil tidak pernah aus. Digunakannya
filter untuk menyaring
partikel-partikel dan bahan kimia akan sangat berguna bagi umur dari oil. Akan tetapi, pada akhirnya oil akan menjadi terkontaminasi, dan itu
harus diganti. Pada machine-machine konstruksi, oil diganti secara teratur pada interval waktu yang ditentukan.
Kontaminasi di dalam oil juga bisa digunakan sebagai indikator dari keausan yang tinggi
dan masalah-masalah lain yang akan muncul. Salah satu program yang menggunakan oil yang sudah terkontaminasi sebagai
sumber informasinya adalah Caterpillar
Schedule Oil Sampling Program (S·O·S)
II.2
Hydraulic Pump
Hydraulic Pump mentransfer mechanical energy ke hydraulic energy. Ini adalah suatu alat yang mengambil energy dari satu sumber (engine,
electric motor, dll) dan mentransfer energy tersebut menjadi bentuk hydraulic. Pompa mengisap oil
dari tangki dan mendorongnya ke dalam sebuah hydraulic system yang
disebut sebagai ‘Flow’. Semua pompa
menghasilkan oil flow dengan cara yang sama. Proses vacuum akan terjadi pada pump
inlet. Atmospheric pressure yang
lebih tinggi akan mendorong oil
melalui inlet passage dan masuk ke dalam pump
inlet chamber. Gear-gear yang ada di dalam pompa akan
membawa oil ke pump outlet chamber. Volume dari chamber akan mengecil saat chamber tersebut mendekati outlet. Hal ini akan memperkecil ukuran chamber dan mendorong oil keluar melalui outlet passage. Pompa
hanya menghasilkan flow (gallon per
menit, liter per menit, cubic centimeter per revolution, dll) yang
akan digunakan
di hydraulic system. Pompa tidak menghasilkan atau menyebabkan “pressure”. Pressure disebabkan oleh hambatan terhadap aliran. Hambatan dapat
disebabkan oleh flow melalui hose, orifice, fitting, cylinder,
motor atau apapun yang ada di dalam system
yang menghalangi flow menuju ke
tangki. Ada dua pompa: Positive dan
Non-Positive displacement pump.
Gb. 2.7 Hydraulic
Motor
Hydraulic motor
mentransfer hydraulic energy menjadi mechanical energy. Hydraulic motor menggunakan oil flow yang sedang di tekan ke dalam hydraulic system oleh pompa dan mentransfernya menjadi rotary motion untuk menggerakkan peralatan yang lain seperti final drive, diffrential, transmission,
wheel, fan, pompa yang lain dan lain-lain.
II.2.1 Positive Displacement Pump
Ada 3 (tiga) type dari Positive displacement pump:
·
Gear
·
Vane
·
Piston
Positive displacement pump mempunyai clearance
diantara komponen-komponen-nya lebih kecil. Ini akan mengurangi kebocoran dan
menghasilkan efficiency yang lebih
baik saat digunakan pada high pressure hydraulic system. Output flow pada positive displacement pump pada dasarnya sama untuk setiap putaran
pompa. Positive displacement pump
dikelompokkan menjadi dua berdasarkan kontrol output dan konstruksi pompa.
1 Gear Pump
Pompa gear terdiri dari beberapa komponen
seperti gambar di atas. Bearing dipasang
pada housing dan flange mounting-nya di
sisi gear-gear-nya untuk mendukung gear
shaft selama berputar.
Gear pump
termasuk positive displacement pump. Gear pump
menghasilkan jumlah oil yang sama
pada setiap putaran dari input shaft. Pump output dikontrol dengan merubah kecepatan dari putaran. Pressure operasi maksimum dari gear pump
dibatasi sampai 4000 psi. Pembatasan pressure
ini dilakukan karena adanya ketidakseimbangan hydraulic yang menjadi sifat dan ada pada gear pump design. Ketidakseimbangan hydraulic akan menghasilkan beban pada
satu sisi pada shaft yang dilawan
oleh bearing dan roda gigi yang
bersentuhan dengan housing. Gear pump
menghasilkan volumetric efisiensi di
atas 90% pada saat pressure tetap
berada pada range operasi yang
diijinkan.
A. Gear Pump Flow
Pada saat pompa berputar, oli dibawa diantara
roda gigi dan housing dari sisi inlet menuju ke sisi outlet dari pompa. Arah perputaran drive gear shaft ditentukan
oleh lokasi dari inlet dan outlet port. Pada kebanyakan gear
pump, diameter inlet port lebih besar
dari pada outlet port. Padabidirectional pump dan bidirectional motor, ukuran inlet
dan outlet port akan sama.
B. Gear Pump Force
Outlet flow dari sebuah gear pump dihasilkan dengan mendorong oil keluar dari roda gigi pada saat
bertemu di sisi outlet. Hambatan pada
oil flow akan menghasilkan pressure
pada sisi outlet. Ketidakseimbangan
dari gear pump lebih disebabkan karena pressure
yang ada di outlet port lebih tinggi dari inlet port. Pressure yang lebih
tinggi pada outlet port ini akan mendorong gear ke arah sisi inlet port. Dengan
demikian maka shaft bearing akan menerima sebagian besar
beban untuk mencegah keausan yang berlebihan antara puncak roda gigi dan housing-nya. Pada pressure yang lebih tinggi, gear
shaft akan sedikit miring ke arah roda gigi. Hal ini akan
memungkinkan kontak antara shaft dan bearing yang akan mengakibatkan shaft menjadi sedikit bengkok bila
terjadi pressure yang tidak balance.
Oli yang bertekanan juga diarahkan diantara sealed
area dari pressure balance plate dan housing-nya.
Ukuran dari sealed area diantara pressure balance plate dan housing-nya adalah apa yang membatasi
jumlah force yang menekan plate terhadap ujung daripada gear.
Output flow dari sebuah pompa gear ditentukan oleh kedalaman gigi dan
lebar gigi. Banyak dari produsen gear
pump men-standard-kan pada kedalaman gigi dan profil yang ditentukan oleh
jarak garis tengah antara gear shaft (1.6”, 2.0”, 2.5”, 3.0”). Dengan standard yang mengacu pada kedalaman
gigi dan profil, perbedaan flow dari
pompa praktis ditentukan oleh lebar gigi.
C. Pressure Balance Plate
Ada dua tipe pressure balance plate yang digunakan di gear
pump. Tipe ini menggunakan isolation plate, back up untuk seal, seal mirip seperti angka 3 dan sebuah retainer.
Tipe kedua mempunyai sebuah groove (alur) seperti angka 3 pada permukaanya dan lebih tebal dari
tipe pertama
Gear pump dengan housing yang
di-machining dengan ‘pocket’ untuk roda gigi-nya mempunyai radius dari pocket wall menuju dasar pocket-nya. Isolation plate atau pressure balance plate yang
digunakan di pocket harus mempunyai chamfer supaya masuk dengan pas ke pocket-nya. Menggunakan isolation plate, seal retainer atau pressure balance plate dengan ujung yang tajam di dalam housing pocket akan menekan pressure
balance plate ujung-ujung roda giginya dan akan menyebabkan kerusakan.
II.2.1.2 Vane Pumps
Vane pumps
termasuk Positive displacement pumps.
Pump output-nya bisa fixed dan juga bisa variable. Keduanya menggunakan komponen yang umum. Masing-masing pump mempunyai housing (1), Cartridge
(2), mounting plate (3), mounting plate seal (4), cartridge seal (5), cartridge back-up rings
(6), snap ring (7), serta input shaft dan bearing (8). Cartridge
terdiri dari support plate (9), ring (10), flex plate (11), slotted rotor (12), dan vane
(13)
Slotted rotor diputar oleh input shaft. Vane bergerak
masuk dan keluar pada slot yang ada di dalam rotor dan menge-seal pada
ujung luarnya terhadap cam ring. Ring yang ada di dalam fixed
pump displacement berbentuk
elips, sedangkan ring yang ada
didalam variable pump displacement
berbentuk lingkaran/bundar. Flex plate menutup sisi dari rotor dan ujung-ujung vane-nya. Dalam beberapa design pressure rendah, support plates dan housing menge-seal sisi
dari rotating rotor dan ujung-ujung vane. Support plate digunakan
untuk mengarahkan ke passage-passage yang ada di dalm housing. Housing juga berfungsi sebagai support
untuk komponen-komponen yang lain dari vane
pump, mengarahkan flow masuk dan keluar vane pump.
A. Vanes
Vane pertama sekali ditahan terhadap cam ring dengan centrifugal force yang dihasilkan oleh
putaran rotor. Bilamana flow-nya naik, pressure yang dihasilkan dari hambatan terhadap flow itu sendiri diarahkan menuju passage di dalam rotor di bawah vane (1).
B. Flex Plates
Oli yang sama
juga diarahkan di antara flex plate dan support plate untuk
menutup/menge-seal sisi dari rotor dan ujung dari vane. Ukuran dari seal area di antara flex plate dan support plate adalah apa
yang mengontrol force yang menekan flex plate
terhadap sisi dari rotor dan ujung
dari vane. Seal dengan bentuk yang lonjong harus dipasang di support plate dengan salah satu sisi bundar ke dalam pocket dan sisi plastik yang rata terhadap flex plate.
Vane Pump Operation
Pada saat rotor berputar di
dalam cam ring-nya, vane keluar
masuk di dalam rotor slot untuk
menjaga sealing terhadap ring-nya. Pada saat vane bergerak keluar dari slotted
rotor, terjadi perubahan volume
diantara vane-nya. Semakin besar
jarak antara ring dan rotor, semakin besar pula volume yang
ditimbulkan. Volume yang membesar akan menimbulkan sedikit ke-vaccum-an yang memungkinkan inlet oil ditekan menuju ke ruang di antara vane oleh tekanan atmosphere
atau tank pressure. Bilamana rotor
terus berputar, maka jarak antara ring
dan rotor juga akan semakin kecil.
Hal ini mengakibatkan volume yang ada juga akan semakin mengecil. Hal ini
memungkinkan oil ditekan keluar dari segment rotor menuju ke outlet passage dari pompa.
D.
Balanced Vane Pump
Balanced vane pump mempunyai cam ring
berbentuk elips. Bentuk seperti ini memungkinkan jarak antara rotor dan cam ring membesar dan mengecil pada setiap
satu kali putaran. Dua inlet dan dua outlet masing-masing berhadap-hadapan
sehingga bisa menyeimbangkan gaya yang timbul terhadap rotor. Design seperti ini
tidak memerlukan bearing-bearing dan housing yang besar untuk men-support
komponen-komponen yang berputar. Operating
pressure maksimum untuk vane pump
berkisar antara 4000 psi. Vane pump yang dipakai pada hydraulic system mempunyai operating
pressure sekitar 3300-psi atau
kurang.
E. Variable Vane Pump
Variable output vane pump
dikontrol dengan menggeser ring maju
dan mundur sesuai dengan pusat rotor-nya.
Variable output vane pump jarang
penggunaanya. Jika ada kebanyakan dipakai aplikasi mobile hydraulic.
Piston Pump
s Dua design piston pump yang dikenal adalah:
·
Axial
Piston Pump
·
Radial
Piston Pump
Kedua pompa ini merupakan Positive
displacement pump, dan mempunyai efisiensi yang tinggi. Output dari kedua
pompa ini bisa fixed (tetap) dan juga
bisa variable (berubah-ubah).
A. Straight Housing Axial Piston Pump
Gambar di atas memperlihatkan masing-masing Positive Displacement Fixed Output Axial Piston Pump
dan Positive Displacement Variable Output Axial Piston Pump. Dalam pandangan umum, kedua pompa tersebut
sering dibicarakan orang dengan sebutan Fixed
Displacement Pump dan Variable Displacement Pump.
Pada fixed displacement Axial Piston
Pump, piston bergerak lurus maju dan mundur parallel dengan shaft-nya.
Pada variable displacement Axial Piston
Pump atau motor, swashplate atau barrel dan port plate-nya juga
bergerak maju dan mundur merubah sudutnya sendiri terhadap shaft-nya. Perubahan sudut ini membuat pump flow bervariasi
antara minimum dan maksimum setting
meskipun shaft speed-nya konstan.
Pada pompa yang lain, saat piston bergerak mundur, oil mengalir melalui intake
menuju ke piston. Pada saat pompa berputar, piston akan bergerak maju, oil kemudian didorong cellar menuju ke system. Kebanyakan piston pump
yang digunakan pada mobile equiptment adalah
Axial Piston Pump.
B. Radial Piston Pump
Pada Radial Piston Pump (Gb. 2.22), piston
bergerak maju dan mundur membentuk sudut 90-derajat terhadap shaft-nya. Pada saat cam follower
berputar turun pada cam ring, piston akan bergerak mundur. Atmospheric pressure atau charge pump mendorong oil melalui inlet valve port dan menggerakkan pergerakkan piston. Pada saat cam follower
berputar naik pada cam ring, piston akan bergerak maju. Oil kemudian ditekan keluar dari cylinder melalui outlet port.
Internal Gear Pump
Internal gear pump (Gb. 2.23)
mempunyai pinion gear kecil pada bagian dalam (drive
gear) yang akan menggerakkan ring gear
besar (outer gear). Ring gear-nya sendiri mempunyai ‘pitch’ yang sedikit lebih besar dari
pada pinion gear.
Ada satu komponen yang diam yang menyerupai sabit (crescent) yang terletak di bawah pinion gear di antara pinion gear dan ring gear. Inlet dan outlet port terletak juga terletak pada ujung crescent ini.
Pada saat pompa
berputar, gigi dari pinion dan ring gear
tidak bertemu saat berada pada sisi inlet
port. Maka ruang yang kosong di
antara gigi akan menjadi lebih besar, ruangan ini kemudian diisi oleh inlet oil. Oil dibawa di antara
roda gigi pinion gear dan crescent, roda
gigi ring gear dan crescent menuju
ke outlet port. Pada saat roda gigi melewati outlet port, ruang kosong
di antara gigi akan mengecil dan roda gigi akan kembali bersentuhan. Kejadian
ini akan menekan oil keluar dari
antara roda gigi dan menuju keluar.
Internal gear pump biasa digunakan
sebagai charging pump pada piston pump
yang besar.
Conjugate
Curve Pump
Conjugate curve pump (Gambar di atas),
yang juga biasa disebut dengan GEROTOR pump. Inner dan outer komponen berputar bersama-sama dengan
housing. Pemompaan dihasilkan dengan
cara lobe dari komponen inner dan outer masing-masing melakukan kontak/bersentuhan selama berputar.
Pada saat komponen inner dan outer berputar, komponen inner akan berputar berkeliling di dalam
komponen bagian luar. Inlet dan outlet port terletak di ujung cover
dari housing. Oil masuk melalui inlet
dan dibawa menuju outlet dan
dikeluarkan saat lobe-nya bertautan.
Modified
dari gerotor pump dipakai di banyak steering system hand metering unit (HMU). Saat digunakan di
HMU, outer gear-nya akan tetap diam sementara inner gear-nya berputar.
Axial
Propeller Pump
Axial propeller pump berbentuk seperti kipas angin listrik, diikat pada pipa yang
lurus dan mempunyai propeller blade
(sudu-sudu). Oil diisap dengan cara
menggerakkan/memutar sudu-sudu
II. 2.2 Non-Positive Displacement
Pump
Non-positive displacement pump mempunyai
clearance yang lebih besar antara
komponen yang diam dan komponen yang bergerak dibandingkan dengan positive displacement pump. Extra clearance ini memungkinkan oil
ditekan kembali di antara komponen-komponen-nya bila outlet pressure (resistant to flow-nya) meningkat. Non-positive displacement pump mempunyai
efisiensi yang lebih rendah bila dibandingkan dengan positive displacement pump
karena output flow dari pompa akan turun secara drastis bila outlet pressure naik. Non-positive
displacement pump adalah juga centrifugal
impeller pump. Pompa semacam ini biasa digunakan pada aplikasi dengan pressure rendah seperti water pump.
II.2.2.1 Centrifugal Impeller Pump
Centrifugal impeller pump terdiri
dari dua komponen dasar yaitu: impeller
(2) yang diikat pada input shaft (4) dan housing (3). Impeller
mempunyai sebuah cakram dengan sudu-sudu yang melengkung (1) yang dicetak pada
sisi input-nya.
Oil memasuki bagian tengah dari housing (5) di dekat input shaft dan mengalir ke impeller.
Sudu-sudu impeller yang melengkung
akan mendorong oil keluar terhadap housing. Housing-nya sendiri dibentuk sedemikian rupa untuk mengarahkan oil menuju ke outlet port.
No comments:
Post a Comment