Saturday 13 February 2016

TRANSMISI KOMATSU

TRANSMISI

Fungsi Transmisi : 

Mengatur kecepatan gerak dan torque serta merubah putaran, sehingga 
dapat bergerak maju dan mundur.  

A.  PRINSIP DASAR. 
Pada dasarnya transmisi itu terdiri dari beberapa road gigi yang disusun 
pada  beberapa poros roda gigi yang ditumpu sejajar.  

1. GEAR RATIO 
1.1.  Hubungan Antara Gear Ratio Dan Torque. 
    Jumlah Gear Output 
  Gear Ratio  =   ---------------------------- 
    Jumlah Gear Input 
Output Torque 
    T = Rm x TA 

    T  =   Output torque. 
  Rm =  Gear ratio 
  TA = Input torque. 

Contoh :  Dua buah roda gigi yang berdiameter tidak sama 
dipasangkan sedemikian rupa sehingga roda gigi yang satu memutar 
roda gigi yang lain.  
Roda gigi I : Z1  =  25 teeth, sebagai input. 

Roda gigi 11 : Z2 =  100 teeth, sebagai output

Gbr. II - 2. Dua buah roda gigi. 
Gear ratio pada kedua roda gigi adalah : 

              G. Output        100 
Rm  =  ---------------    =  --------- =   4 
              G. Input             25 

Kesimpulan dari contoh diatas : 
Apabila roda gigi II ( gigi out put ) semakin besat berarti gear  ratio 
akan  semakin besar. Semakin besar gear ratio, semakin besar pula out 
put torque. 

1.2. Hubungan Antara Gear Ratio Dan Putaran. 

                1 
  N  =  ----------  x  NA 
               Rm 

  N    =   Jumlah putaran bagian output. 
  Rm   =   Gear ratio. 
  NA    =  Jumlah putaran bagian input. 


B.   KLASIFIKASI TRANSMISI MEKANIS. 

Pada dasarnya, transmisi mekanis dapat dibagi atas : 
1.  Non Constant Mesh Type Transmission ( Sliding Mesh  Transmission ). 
2.  Constant mesh Type Transmission. 
3. Synchromesh Type Transmission. 

1.  NON CONSTANT MESH / SLIDING MESH  

Pada Transmisi Non Constant Mesh, roda gigi ( gear ) tidak saling berhubungan pada saat netral.
1.1.  SAAT NETRAL. 

Pada kondisi ini ketika Input Shaft berputar maka hanya Counter Shaft 
dan Intermedite Shaf yang berputar,sedang Main Shaft tidak berputar. 

Pada Non Constant Mesh ini Gear yang digunakan adalah Type gigi lurus 
( spur gear type). Sisi-sisi gigi pada pertemuan roda gigi yang 
berpasangan dibuat agak bulat / tidak bersudut tajam ( Chamfer ).  
Maksud gigi tersebut diberi Chamfer adalah untuk mempermudah Mesh 
dan mencegah agar sisi tidak mudah rusak. Supaya Gear dapat Sliding ( 
bergerak ), maka Main Shaft tersebut dibuat ber-alur ( Spline ).

2.  CONSTANT MESH TYPE 

Pada Constant Mesh Type roda gigi satu dengan roda gigi pasangannya 
telah berhubungan, akan tetapi tidak terjadi perpindahan tenaga dari 
satu Shaft ke Shaft yang lainnya
Agar terjadi perpindahan tenaga dari satu Shaft ke Shaft yang lainnya, 
maka Coupling yang berada pada Shaft harus dihubungkan dengan Gear 
pada  roda gigi B. 
3. SYNCHROMESH TRANSMISSION TYPE. 


Pada  dasarnya Synchromesh Transmission sama dengan Constant Mesh 
Transmisi. Apabila dibandingkan dengan Transmisi Sliding dan Constant 
Mesh, Synchromesh Transmission mempunyai keuntungan yaitu dapat 
memindahkan kecepatan, tanpa harus berhenti terlebih dahulu.
Synchromesh Transmission ini diklasifikasikan menjadi : 
3.1.  Key Type. 
3.2.  Pin Type. 

3.1. KEY TYPE 


KOMPONEN UTAMA DARI SYNCHROMESH TRANSMISI KEY TYPE. 

1.  Clutch Hub. 
  Dipasang pada Shaft dengan memakai Spline. 
2.  Clutch Hub Sleeve. 
  Terpasang pada bagian luar Clutch Hub, dubungkan dengan Spline bagian luar          .   Clutch Hub Sleeve dibuat alur, yang berfungsi 
  sebagai dudukan Shifter Fork.  
3.  Synchronizer Ring.  
  Dipasang pada bagian Tirus ( Cone ) dari Gear. 
4.  Synchromesh
Dipasang pada alur yang terletak pada bagian luar Clutch Hub,  akan  menekan Clutch  Hub Sleeve karena didorong oleh Key  Spring. Synchromesh Shifting Key dipasang pada Clutch Hub   tersebut    sebanyak 3 ( tiga ) buah. 

No comments:

Post a Comment