TRANSMISI
Fungsi Transmisi :Mengatur kecepatan gerak dan torque serta merubah putaran, sehingga
dapat bergerak maju dan mundur.
A. PRINSIP DASAR.
Pada dasarnya transmisi itu terdiri dari beberapa road gigi yang disusun
pada beberapa poros roda gigi yang ditumpu sejajar.
1. GEAR RATIO
1.1. Hubungan Antara Gear Ratio Dan Torque.
Jumlah Gear Output
Gear Ratio = ----------------------------
Jumlah Gear Input
Output Torque
T = Rm x TA
T = Output torque.
Rm = Gear ratio
TA = Input torque.
Contoh : Dua buah roda gigi yang berdiameter tidak sama
dipasangkan sedemikian rupa sehingga roda gigi yang satu memutar
roda gigi yang lain.
Roda gigi I : Z1 = 25 teeth, sebagai input.
Roda gigi 11 : Z2 = 100 teeth, sebagai output
Gbr. II - 2. Dua buah roda gigi.
Gear ratio pada kedua roda gigi adalah :
G. Output 100
Rm = --------------- = --------- = 4
G. Input 25
Kesimpulan dari contoh diatas :
Apabila roda gigi II ( gigi out put ) semakin besat berarti gear ratio
akan semakin besar. Semakin besar gear ratio, semakin besar pula out
put torque.
1.2. Hubungan Antara Gear Ratio Dan Putaran.
1
N = ---------- x NA
Rm
N = Jumlah putaran bagian output.
Rm = Gear ratio.
NA = Jumlah putaran bagian input.
.
B. KLASIFIKASI TRANSMISI MEKANIS.
Pada dasarnya, transmisi mekanis dapat dibagi atas :
1. Non Constant Mesh Type Transmission ( Sliding Mesh Transmission ).
2. Constant mesh Type Transmission.
3. Synchromesh Type Transmission.
1. NON CONSTANT MESH / SLIDING MESH
Pada Transmisi Non Constant Mesh, roda gigi ( gear ) tidak saling berhubungan pada saat netral.
1.1. SAAT NETRAL.
Pada kondisi ini ketika Input Shaft berputar maka hanya Counter Shaft
dan Intermedite Shaf yang berputar,sedang Main Shaft tidak berputar.
Pada Non Constant Mesh ini Gear yang digunakan adalah Type gigi lurus
( spur gear type). Sisi-sisi gigi pada pertemuan roda gigi yang
berpasangan dibuat agak bulat / tidak bersudut tajam ( Chamfer ).
Maksud gigi tersebut diberi Chamfer adalah untuk mempermudah Mesh
dan mencegah agar sisi tidak mudah rusak. Supaya Gear dapat Sliding (
bergerak ), maka Main Shaft tersebut dibuat ber-alur ( Spline ).
2. CONSTANT MESH TYPE
Pada Constant Mesh Type roda gigi satu dengan roda gigi pasangannya
telah berhubungan, akan tetapi tidak terjadi perpindahan tenaga dari
satu Shaft ke Shaft yang lainnya
Agar terjadi perpindahan tenaga dari satu Shaft ke Shaft yang lainnya,
maka Coupling yang berada pada Shaft harus dihubungkan dengan Gear
pada roda gigi B.
3. SYNCHROMESH TRANSMISSION TYPE.
Pada dasarnya Synchromesh Transmission sama dengan Constant Mesh
Transmisi. Apabila dibandingkan dengan Transmisi Sliding dan Constant
Mesh, Synchromesh Transmission mempunyai keuntungan yaitu dapat
memindahkan kecepatan, tanpa harus berhenti terlebih dahulu.
Synchromesh Transmission ini diklasifikasikan menjadi :
3.1. Key Type.
3.2. Pin Type.
3.1. KEY TYPE
KOMPONEN UTAMA DARI SYNCHROMESH TRANSMISI KEY TYPE.
1. Clutch Hub.
Dipasang pada Shaft dengan memakai Spline.
2. Clutch Hub Sleeve.
Terpasang pada bagian luar Clutch Hub, dubungkan dengan Spline bagian luar . Clutch Hub Sleeve dibuat alur, yang berfungsi
sebagai dudukan Shifter Fork.
3. Synchronizer Ring.
Dipasang pada bagian Tirus ( Cone ) dari Gear.
4. Synchromesh
Dipasang pada alur yang terletak pada bagian luar Clutch Hub, akan menekan Clutch Hub Sleeve karena didorong oleh Key Spring. Synchromesh Shifting Key dipasang pada Clutch Hub tersebut sebanyak 3 ( tiga ) buah.
No comments:
Post a Comment